Wednesday, December 21, 2016

Penyesalan

Matius 27

Aku berpikir tentang orang-orang yang pada masa itu berteriak, memaki-maki Yesus, dan mengatakan "Salibkan Dia!"

Sekelompok orang dengan pemikiran bahwa mereka melakukan hal yang benar ketika menyalibkan Kristus.

Tidak semua orang pada saat itu punya motivasi mendasar seperti para Imam dan Ahli Taurat. Mereka bisa jadi adalah orang-orang yang dihasut untuk percaya bahwa Yesus pantas disalibkan.

Pertanyaannya adalah ketika mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu salah, bagaimana perasaan mereka? Bagaimana rasanya menanggung penyesalan atas perbuatan jahat yang mereka lakukan pada Anak Allah?


Yudas mengalaminya. Pada bacaan ini setelah ia melihat Yesus ditangkap ia mulai menyesali perbuatannya. Ia mengembalikan uang darah yang ia terima kemudian pergi menggantung diri. Tak sanggup mengatasi rasa bersalah yang ia alami ia memilih bunuh diri.

Pilatus dan istrinya mengalaminya. Di tengah-tengah pengadilan Yesus, sang istri sudah mengingatkan untuk jangan mencampuri urusan orang benar. Pilatus memilih untuk tidak ikut campur. Namun ketika dia melihat sendiri fenomena yang terjadi. Kubur yang harus dijaga, kebangkitan Kristus, apa yang ia rasakan?

Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya sebelumnya ikut menyiksa dia. Kemudian ketika mereka merasakan gempa bumi dahsyat saat Yesus mati, mereka sadar "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah". Tidak disebutkan apa yang terjadi pada mereka ini. Tapi ketika mereka sadar mereka menyalibkan, menyiksa Sang Anak Allah, bagaimana mereka melanjutkan hidup mereka? Bagaimana mereka mengatasi penyesalan mereka?

Setiap kita tidak terlepas dari dosa dan kesalahan. Ketika kita sadar kita melakukan kesalahan, berbuat dosa dihadapan Tuhan, memberontak terhadap kebaikan Tuhan, apa yang akan kita lakukan? 

Ingat dan percayalah bahwa justru demi penyelamatan manusia atas upah dosa, Ia Allah yang Maha Pengasih dan Pengampun memberikan AnakNya yang tunggal. Seberapa besar dosa dan kesalahan kita, datanglah padaNya dan minta ampun. Lihatlah tanganNya terbuka menyambut kita yang terluka.




Thursday, December 1, 2016

Thanksgiving

Thanksgiving Day

Apa itu?

Dirayakan pada Kamis ke 4 setiap Bulan November

Merupakan hari raya Nasional yang diperingati setelah masa panen selesai. Pengucapan syukur atas berkat yang Tuhan beri.

Pada hari raya ini keluarga akan berkumpul dan makan bersama. Biasanya kita lihat mereka masak Kalkun beserta makanan pelengkap lainnya.

Ayat

Mari kita baca dasar ayat kita dari:

Roma 12:1 (TB)  Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

1. Thanks Before Giving

Bersyukur Vs Persembahan

Roma 12:1 berbicara mengenai persembahan. Tema kita berbicara mengenai bersyukur. Apa hubungan persembahan dengan bersyukur?

Ayat ini dimulai dengan kata "Karena itu" sehingga pasti ada alasan mengapa kita harus mempersembahkan.

Kata Thanksgiving terdiri dari Thanks n Giving.

We have to say Thanks before we start Giving

Liturgi Persembahan

Secara sederhana kita tidak mungkin bisa memberi persembahan yang tulus tanpa rasa syukur. 

Di dalam kebaktian persembahan berada dalam liturgi. Persembahan secara khusus ditaruh di sana sebagai ritual yang dilakukan oleh umat dari jaman dahulu hingga saat ini. Kalau kita mau melihat di Alkitab, seperti apakah persembahan dilakukan pada jaman dulu?

Kain Habel

Kain adalah seorang petani. Ia menghidupi pekerjaannya dengan menumbuhkan tanaman, merawatnya hingga menghasilkan hasil untuk dimakan. Kain sadar bahwa pekerjaan yang dilakukannya berat. Tanah akan susah untuk ditanami, diperlukan usaha untuk mengolah tanah menjadi hasil. Ingat akan hukuman Tuhan bagi manusia.

Oleh karena itu ketika tanah itu berhasil menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan memberikan buah, Kain mengucap syukur kepada Tuhan dan ungkapan syukurnya ia nyatakan dengan mempersembahkan hasil panen ke hadapan Tuhan.

Kejadian 3:23 (TB)  Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.

Habel

Habel merupakan seorang gembala. Ia menghidupi pekerjaannya dengan memelihara ternak. Memberi makan, melindunginya dari predator, mendampingi ternaknya dikala sakit, memberikan kenyamanan bagi ternaknya. Ia pun juga sadar bahwa pekerjaan ini tidak lepas dari kesulitan. Bisa jadi ia menjumpai ternaknya mati karena jatuh ke jurang, mati karena sakit, mati karena dimakan binatang buas atau mungkin juga ia merasakan lelahnya menggembalakan sekian banyak ternak sepanjang hari. Ketika ternaknya berkembang dan semakin banyak Ia sadar bahwa ada campur tangan Allah di dalamnya. Maka Ia datang kepada Allah dan mempersembahkan ternaknya.

ada hal yang kita syukuri sebelum kita bisa memberikan persembahan. Ungkapan syukur merupakan tindakan yang dilakukan berdasar rasa syukur yang kita rasakan. Kalau kita aja tidak merasakan syukur sama sekali, bagaimana kita mempersembahkan?

2. Mempersembahkan apa yang kita miliki

- Tuhan tidak meminta kita memberi dengan standar yang sama. 

Jangan persembahkan apa yang tidak kita miliki

Jangan juga mempersembahkan punya orang lain.

Kalau kita lihat kain dan Habel, mereka mempersembahkan hasil usaha mereka sendiri. Hasil panen dan jg hasil ternak mereka. Pada zaman itu aku yakin mereka ga dtg ke Om Adam dan minta salah satu dombanya Om Adam lalu dipakai buat persembahan.

Kalau kita kembali kepada konteks persembahan dalam liturgi:

Uang. uang siapa yang kita persembahkan?

Minta kepada ortu atau kita menyisihkannya

Persepuluhan

Ada pengorbanan ketika kita mempersembahkan dari apa yang kita miliki. Seberapa kita mau berkorban itu yang berharga di mata Allah.

3. Mempersembahkan tubuh kita

Persembahan bukan sekadar memberikan materi maupun uang kita.

Menjadi persembahan yang hidup adalah sebuah langkah yang lebih maju.

Menjadi persembahan yang hidup berarti kita memberikan seluruh pikiran, perkataan, dan perbuatan kita dengan segala kemampuannya untuk Tuhan.

Kalau kita punya talenta melayani, berikanlah secara maksimal.

Kalau kita diberi kesempatan sekolah, tekunilah.

Kalau kita diberi waktu, hargailah waktumu dan waktu orang lain. Datanglah On Time.

Kalau kita diberi relasi, bangunlah relasi itu. Berikan telingamu untuk teman-temanmu. Bantulah mereka saat mereka membutuhkan.


 

Ragu, Bolehkah?


Yuk baca Matius 11

Matius 11:3 (TB)  lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"

☕Ada bagian yang menarik dari bacaan ini. Seorang Yohanes Membaptis yang menyiapkan jalan bagi Yesus justru menunjukkan keraguannya dalam pertanyaan di atas.

"Keragu-raguan Yohanes mungkin timbul akibat keadaannya sendiri pada saat itu. Ia seorang tahanan, dan karena itu bisa saja ia tergoda untuk berpikir bahwa jika Yesus memang benar Sang Mesias, bagaimana bisa aku, teman dan pendahulu-Nya, dihadapkan pada masalah seperti ini dan dibiarkan berlama-lama begitu saja untuk menanggungnya."

☕Siapapun kita bisa tergoda untuk meragukan Tuhan. Itu adalah hal yang manusiawi. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa terus meyakini karya Tuhan. 

Jawaban Yesus pada murid Yohanes adalah:

Matius 11:4-5 (TB)  Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:
orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.

☕Lihatlah karya Tuhan dalam hidup kita sehari-hari. Hal yang nampak kecil jika kita syukuri, refleksikan dapat menumbuhkan iman dan percaya kita. 

☕Selamat Pagi, Selamat menjalani Hari Jum'at.

Friday, July 15, 2016

LUKAS 2

Refleksi : 
Saat Yesus berusia 12thn, ibu dan ayahnya cemas mencarinya dan dijumpai di bait Allah, lalu saat Maria bertanya mengapa Yesus berada di sana,
jawabnya, "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapaku?"

Dengan identitas kita sebagai Anak Allah, bukankah kita juga seharusnya tinggal dan dekat bersama Bapa kita?
Sudahkah kita memberi ruang pada  Bapa kita untuk tinggal dalam kita?




Refleksi:
Lukas 2:52 (TB)  Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

Mau meneladani Yesus? Mari kita lihat kehidupan kita, apakah kita semakin dikasihi oleh Allah dan manusia? Kira2 apa yang dilakukan Yesus hingga Ia semakin dikasihi Allah dan Manusia? Apakah kita menghidupi firman Tuhan dalam kehidupan kita? Selamat menjalani hari pertama di Bulan Maret



Lukas 2:1, 25, 28 (TB)  Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah.....

Oleh pimpinan Roh Kudus seseorang baru akan mengerti betapa berartinya Yesus bagi hidupnya. Mencintai Allah dan Yesus Kristus bukan persoalan kepandaian kita tetapi ketaatan kita untuk dipimpin oleh Roh Allah.

Bacaan LUKAS

Teman-teman pembaca,

Kami mau share refleksi bacaan Lukas dari teman-teman pembimbing Komisi Remaja.


  • Lukas 1
  • Lukas 2
  • Lukas 3
  • Lukas 4
  • Lukas 5
  • Lukas 6
  • Lukas 7
  • Lukas 8
  • Lukas 9
  • Lukas 10
  • Lukas 11
  • Lukas 12
  • Lukas 13
  • Lukas 14
  • Lukas 15
  • Lukas 16
  • Lukas 17
  • Lukas 18
  • Lukas 19
  • Lukas 20
  • Lukas 21
  • Lukas 22
  • Lukas 23
  • Lukas 24



LUKAS 1

Lukas 1:66 (TB)  "Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia."

Banyak orang tua tidak peduli dg hidup seorang anak. Banyak guru sekolah minggu dan pembimbing remaja asal-asalan melayani anak-anak. Padahal dalam diri seorang anak Tuhan sedang merencanakan sebuah rancangan yg besar bahkan kehidupan seorang anak itu akan mempengaruhi sekian generasi ke depan. Ketika Anda tidak mengajar mereka takut akan Tuhan akan muncul sekian generasi ke depan yg tidak takut akan Tuhan. Layanilah mereka dengan baik. "Dalam diri seorang anak tidak hanya tergantung satu masa depan tetapi sekian generasi ke depan. 
God Bless you




Lukas 1:6-7 (TB)  "Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.
Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya."


Ayat itu menunjukkan betapa elisabet sebenarnya hidup menderita, bagi seorang wanita mau disadari atau nggak pastinya akan sangat mengalami tekanan, dimana dia sudah lanjut usia dengan kondisi mandul. 
aku nggak tau ya budaya masyarakat disana pada jaman itu gmn, tp pastinya Elisabet jg merasa tekanan dengan kondisinya saat itu.. apalagi sbg seorang wanita n istri pasti dia jg memikirkan bagaimana perasaan suaminya yang jg harus menjalani kondisinya saat itu.
Cuma yg menarik disini.. ternyata dengan kondisi seperti itupun Elisabet dan suaminya tetep setia dan hidup benar dihadapan Allah.. hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.
Luar biasa.. itu pasti berat dan ga mudah.

di satu sisi... Zakharia tuh suami yg hebat ya... bs setia bngt sm elisabet, cb aja jaman skrng ga bnyk suami yg kyk gt.. 
dan yg ak tau.. dibalik sosok kesetiaan seorang suami pastinya ada peran yg besar jg dr seorng istri..
Luar biasa bngt Elisabet, dia pasti istri idaman bngt deh.. bs membuat suaminya tetap setia sm dia dlm kondisinya..

So.. Kesetiaan itu yg akhirnya membuahkan hasil.. yaitu...
(13) Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.

lanjut nya... critanya dibagian ini...
(59-60) Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, 
tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes."


(62-64) Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu.
Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan mereka pun heran semuanya.
Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.


itu membuktikan bahwa... ayat..
(45) Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."

memang benar..
Tuhan punya rencana yg luar biasa.. bagi mreka yg telah percaya pada Nya.. dan benar smua yg dikatakan Tuhan akan terlaksana.. dengan cara yg sederhana namun sempurna..

sampai yg kita tahu Yohanes pembabtis.. menjadi anak yg jg dibanggakan Tuhan..

So... ak suka bngt nih... klu critanya happy ending gini..
bikin terharu.. heheheheh..



Wednesday, April 27, 2016

Lukas 10

Lukas 10:36 (TB)  "Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"

Ketika ahli Taurat bertanya, dia menanyakan siapakah sesamaku manusia. ( dalam konteks pembicaraan mereka, berarti siapakah yang layak untuk jadi sesama manusia sehingga harus ku kasihi seperti diriku sendiri. )
Tapi ketika Yesus bertanya di akhir cerita, dia membalik pertanyaan itu dengan "adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun? "
Yesus membalikkan pola pikir ahli Taurat. Ketika kita mau disebut sesama manusia, berarti kita orang yang mau berbelas kasih.
Apakah kita sesama manusia bagi orang-orang di sekitar kita?

Tuesday, April 26, 2016

Taat pada Allah atau Manusia?

Hi Gengs, yuk baca Alkitab bareng2..
Buka Kisah Para Rasul Pasal 5


Ini refleksi yang aku dapat:
Dalam hidup kita sehari-hari, kita mungkin diperhadapkan kepada dua pilihan. Taat dan takut pada manusia dan taat kepada Allah. Ketika keduanya saling bertolak belakang, manakah yang kita pilih?

∆ Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.

Dan kitab suci menunjukkan hasil dari ketaatan penuh para Rasul kepada Allah:
1. Melihat adanya Dusta
+Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?

2. Mujizat terjadi melalui para Rasul
+Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat.

3. Bahkan bayangan Petrus saja bisa menyembuhkan orang-orang sakit
+ bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.

4. Bebas dari penjara yang terkunci dan dijaga ketat
+Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.
Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya:


Ketika kita Taat kepada Allah namun hal itu bertentangan dengan keinginan dunia, masihkah kita khawatir akan ancaman dunia terhadap kita? Lihatlah bahwa Allah akan mengupayakan segala sesuatu agar anak-Nya yang taat dapat terus menjalankan kehendak Nya. Allah beserta kita!

Jesus My Captain - HUT KR 41



16 April 2016

Dalam memperingati hari ulang tahun yang ke 41 Komisi Remaja mengadakan ibadah syukur dengan tema
Menyadari Penyertaan Tuhan

Dan kami memilih untuk mengambil judul acara Captain yang berasal dari lagu Captain ciptaan Hillsongs.
Lagu Captain dibuat berdasarkan tema album sebelumnya yang berjudul Oceans. Berikut lirik dari lagunya.
Captain - Hillsong

Through waters uncharted my soul will embark
I'll follow Your voice straight into the dark
And if from the course You intend
I depart
Speak to the sails of my wandering heart

Lost in the shallows amidst fear and fog
Your truth is the compass that points me back north
Jesus
My Captain
My soul's trusted Lord
All my allegiance is rightfully Yours

Like the wind
You'll guide
Clear the skies before me
And I'll glide this open sea

Like the stars
Your Word
Will align my voyage
And remind me where I've been
And where I am going

Jesus
My Captain
My soul's trusted Lord
All my allegiance is rightfully Yours


Melalui tema ini kita diajak untuk menganalogikan perjalanan hidup kita dengan kehidupan di laut. Hidup kita diumpamakan sebagai para awak kapal dan nelayan yang setiap harinya bergumul dengan lautan. Seumpama laut hidup kita bisa tenang dan menyenangkan. Namun pada waktu-waktu tertentu dapat berubah menjadi sosok yang mengancam kehidupan kita. Yesus sebagai Kapten Kapal kita percayai sebagai sosok yang dapat menyelamatkan kita, menuntun setiap kita melewati badai-badai kehidupan.

Dalam seminggu ini, aku berduka atas meninggalnya dua sosok yang dekat dalam hidupku. Hari Selasa kemarin (12/4) Makku dipanggil Tuhan. Dalam masa-masa akhir sebelum beliau meninggal, aku menyaksikan bagaimana keluarga mengupayakan pengobatan terbaik untuk Mak. Dari Salatiga ke Semarang. Dari Semarang ke Jogja hingga akhirnya sehat pulang ke Salatiga. Tapi secara mendadak sakit itu kembali menyerang dan membawa perpisahan sementara ini.

Dalam perjalanan Kamis sore dari Salatiga aku mendapatkan kabar bahwa seorang bayi, anak dari teman telah dipanggil Tuhan. Jika kita boleh bertanya, mengapa Tuhan mengijinkan seorang bayi yang baru berusia 10 hari Ia panggil kembali? Betapa sedih dan kecewanya perasaan orang tuanya.

Namun hal ini yang aku temukan melalui refleksi:
Badai lautan memang berat. Masalah dalam hidup kita seringkali begitu berat untuk kita pikul. Ketika kita berada di sebuah kapal yang kecil dan ombak raksasa mengelilingi kita, apa yang bisa kita lakukan? Satu hal yang pasti kita rasakan yaitu perasaan Tak Berdaya.

Masalah, beban berat membuat kita ingat, kita adalah manusia yang kecil dan lemah.
Laut yang tenang dan tampak menyenangkan seringkali justru membuat kita merasa berkuasa atas lautan. Ketika Laut ada dibawah kontrol kita, kita justru semakin merasa kita mampu jalan sendiri.

Saat kita lemah dan merasa tak berdaya, saat itulah saat dimana kita mau tidak mau diajak untuk menyadari siapa sosok yang mampu mengatasi segala beban hidup kita? Siapa Kapten Kapal kehidupan yang sesungguhnya berkuasa atas kehidupan ini?
"..I'll follow Your voice straight into the dark..."
Even when I walk through the darkest valley, I will not be afraid, for you are close beside me. Your rod and your staff protect and comfort me. (‭Psalms‬ ‭23‬:‭4‬ NLT)
"..Like the stars, Your Word
Will align my voyage.."
Your Word is a lamp to guide my feet and a light for my path. (‭Psalms‬ ‭119‬:‭105‬ NLT)

Pemazmur dapat berkata demikian setelah Ia mampu melalui badai hidup bersama dengan Tuhan yang Maha Kuasa. Mari kita ingat bersama, bagaimana dengan hidup kita? Saat badai menghadang kita, saat beban pasang dan surut dari hidup kita, sadarkah kita akan penyertaan-Nya? Percayakah kita bahwa tangan Tuhan menopang perjalanan hidup kita? Saat Komisi Remaja kita menginjakkan kaki di usia yang ke 41, sadarkah kita bahwa Tuhan telah menyertai komisi kita ini selama 41 Tahun?

Mari kita rayakan HUT kita ini dengan rasa syukur atas apa yang telah Tuhan berikan bagi kita. Hendaknya setiap kita yang menyanyi, memberikan suara yang terbaik bagi Dia. Setiap kita yang bermain musik, menuangkan melodi terindah yang kita mampu berikan untuk kemuliaanNya. Setiap kita yang menari, menggerakkan tubuh kita sepenuhnya hanya bagi Dia, dan setiap kita yang melayani, memberikan pelayanan kita yang terbaik untuk Yesus Sang Kapten Kehidupan kita.

When Things Get Worst


Bacaan 

  • Kisah Para Rasul 27
Bacaan kali ini mengisahkan kehidupan pelayaran pada jaman Paulus. Kapal berisi 267 orang berangkat menuju Italia.Jika kita menganalogikan kehidupan iman kita layaknya kapal di tengah lautan, ingatlah akan kisah ini.
Paulus pada saat itu bukan sedang berpiknik melainkan dalam kondisi dituduh dan berstatus tahanan. Dalam keadaan dimana hidupnya tidak pasti, dalam keadaan dmn dia di kelilingi oleh tahanan yang lain dan para prajurit, keadaan ternyata semakin memburuk.

Cuaca buruk membuat kapal akhirnya kandas.

Pernahkah kita berada dalam kondisi hidup yang susah? Dan ketika kita mengharapkan Tuhan menolong kita dan memberi kemudahan hidup kita justru menghadapi masalah yang lebih berat?
Ketika Tuhan bersama dengan kita, Tuhan tidak menjanjikan hal terjadi sesuai dengan keinginan kita. Tetapi ketika Tuhan beserta kita, percayalah bahwa Dia Sang Kapten Kapal kehidupan kita tahu yang terbaik bagi setiap kita.

Kisah Para Rasul 27:24 (TB) dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.

Kisah Para Rasul 27:44b (TB) ...Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat.


Jesus my Captain my soul trusted Lord - Captain, Hillsong


Monday, February 29, 2016

How Many Likes

Pernahkah kita post sesuatu yang berharga di Instagram atau Ask.fm atau facebook dan kemudian kita kembali buka sosmed kita?
Ketika kita buka lagi, hal pertama yang jadi tujuan mata kita adalah notif dari  post kita yang tadi.
Rasanya pengen banget tahu udah berapa orang yang baca atau liat post kita dan kasi LIKE.

Sering ga sering, bener ga sih kalo kita pernah alamin hal ini?

Setiap kita cek dan ada banyak like disana, rasanya seneng, puas, lega.

Tapi ketika kita cek dan cuma dikit yang like atau bahkan belum ada yang like, rasanya something wrong. Apa aku salah tulis? Apa foto ku jelek? Apa temen foto ku jelek? :p

Sebenarnya itu hal yang wajar banget karena sosmed memanfaatkan salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu penerimaan.

Orang akan seneng, lega, nyaman, relax begitu dia merasa diterima, dihargai, diapresiasi, disukai, dan bahkan dikenal banyak orang.

Sometimes karena begitu pengennya diterima, kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Dapat like ga lagi cukup. Itu mah biasa. Dapat like lebih banyak dari orang lain, nah itu baru puas.

Sadar ga sadar, situasi seperti ini membawa kita menjadi orang yang berorientasi pada pengakuan orang. Kita baru merasa lega, plong, puas kalau kita udah dapat penghargaan dan pengakuan banyak orang.

Kelihatannya sih seneng-seneng aja dapat apresiasi orang. Tapi coba ketika kita sampai pada situasi dimana kita selalu dapat like lebih dikit dari orang lain. Situasi dimana upaya begitu besar yang kita lakukan tidak menghasilkan respon yang memuaskan kita. Berjuang diterima di sana sini, berjuang menunjukkan apa yang kita mampu, tapi rasanya kita biasa aja, dan ga dapat apresiasi yang lebih.

Capek ga sih?

Itulah yang aku rasain belakangan ini sampai ak diingatkan Tuhan. Rasanya aku pengen apa-apa bisa, pengen berhasil dimana-mana. Tapi aku ga mendapat feel bahwa aku berhasil. Aku ga dapat penerimaan itu.

Tuhan ingatkan aku bahwa Tuhan sudah menerima aku apa adanya. Apapun yang aku lakuin buat Tuhan baik ada orang yang tahu maupun ga, Tuhan sudah mengapresiasinya. Tuhan melihat semuanya. 

Matius 6:4 (BIMK)  Biarlah perbuatanmu itu tidak diketahui oleh siapa pun, kecuali Bapamu di surga. Ia melihat perbuatanmu yang tersembunyi itu dan akan memberi upah kepadamu."

Sama seperti yang Tuhan katakan diayat ini, ketika kita tulus melakukan sesuatu, itu sudah cukup menjadi sukacita dan kelegaan dalam hati kita. Tidak perlu menunggu ada likes yang mengikuti, tidak perlu menanti penghargaan dan apresiasi dari orang.

He loves when you do something right secretly for HIM. Tuhan sudah kasi LIKE yang sangat besar ketika kita lakuin itu buat Tuhan. LIKE yang diberikan Tuhan begitu besar sehingga damai sejahtera itu senantiasa hadir di hati kita.

Berhentilah menanti-nantikam penerimaan dan apresiasi orang, dan mulailah do everything for Jesus.

All for Jesus! Yes!

Friday, January 8, 2016

Manut Tuhan

Daniel 3:17-18 (TB)  Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

Pernah ga sih udah puas-puas nulis atau ketik panjang lebar, tahu-tahu semuanya hilang. Di undo ga bisa. Backup file ga ada. Aaaargghh.... Itu tu yang kemarin aku rasain. Ketik blog post lewat HP. Begitu selesai aku save, aku buka dan ternyata cuma tampil 2-3 kalimat awal. Lainnya ilang lang. Ngambek. Mau ngulang ya males. Ga ditulis kok ya gelo. Trus sore-sore sambil mandi aku doa.

Tuhan aku tahu Kau bisa balikin itu text yg ilang. Gampang sak gampang-gampang'e buat Tuhan. Mbok tolong Tuhan.. pliisss...
Trus sambil dingin-dingin kena air, ada pikiran masuk. Ya terserah Tuhan sih. Walaupun Tuhan ga balikin textnya, Tuhan juga masih bisa tuntun aku buat tulis ulang lagi dengan ingatan seadanya.

Keluar kamar mandi aku cek lg hpku. Dan... 😁😀😂😑😣😢😭 tetep ga kluar text nya. Ah ya udah..

Malam nya di persekutuan pemuda aku belajar dari ayat ini. Kisah dimana SMA ( Sadrakh, Mesakh, Abednego) mau dimasukin ke perapian. Coba deh baca lagi text nya.

Yap. Mereka yakin bahwa Tuhan mampu menyelamatkan mereka. Tuhan mampu melakukan apa yang mereka harapkan. Tapi Tuhan lakuin atau ga, itu hak nya Tuhan. Sekalipun ga dilakuin, mereka tetap beriman pada Tuhan.

So... mari kita selalu ingat. Kita ini walaupun dikasihi Tuhan begitu rupa, kita ini cuma manusia. Tuhanlah yang empunya Hak.

Mari hidup dengan tetap pegang iman tapi juga penuh penyerahan diri bahwa kehendak Tuhan adalah yang terbaik.

NB: kl tulisanku yang tadi ga ilang, aku ga nulis ini.

Tuhan memberkati :)

Saturday, January 2, 2016

Perumpamaan tentang Pohon Nangka

Ketika aku baca Alkitab tentang kisah Yesus dan murid-muridnya, ak ngerasa iri. Kenapa kok Tuhan ga secara nampak jalan sama aku. Ngasi pelajaran lewat apa yang ditemuin dijalan. Cerita sesuatu.

Kemarin ketika ak dapat waktu 30 menit untuk merenung alone with Jesus, dr jauh ak dah nemuin satu spot keren. Ada pohon nangka subur, dibelakangnya terbentang sawah luas. Wah asik nih merenung disitu.

Bergegas aku jalan ke sana dan duduk sambil memandangi pohon itu. Trus aku mulai bertanya sama Tuhan masih dalam rasa iri sama para murid. Tuhan mbok ngomong sesuatu sama aku. Ajari aku sesuatu lewat apa yang aku liat. Terus aku diem. Sambil menunggu Tuhan ngomong ak kembali tertarik liat itu nangka. Kok lucu ya, buah segitu besarnya tu ditopang sama dahan yg warnanya aja masih kehijauan, tebal juga ga terlalu, pendek, dan hampir ga keliatan. Daun juga ga banyak di dahan itu. Ga ada keren2nya ni dahan. Tapi kok kuat sih nahan buahnya.  Terus aku jalan ke pohon, pegang itu buah. Ak goyang-goyang dikit buahnya. Eh bener, kuat.

Ya udah sih lucu aja. Ak duduk lagi. Mungkin Tuhan ngomongnya lewat yang lain. Lewat petani kek. Lewat sawah mgkn. Tapi sambil merenung, terbesit kembali nangka, nangka, nangka..

Okelah aku liat ke pohon itu lagi. Dan... okay Jesus. I got it.

Yesus tunjukan bahwa hidup murid Kristus itu seharusnya kayak dahan itu.

Yang terutama bukanlah punya daun lebat, bukan juga terlihat kuat dan kokoh.
Tapi setia pada batang pohon dan menghasilkan buah. Ketika buah dihasilkan bahkan dahan kecil ini juga ga kliatan. Yang orng lihat adalah buahnya. Ketika dari kejauhan orang liat buah ini, yang dipuji adalah pohonnya.

Kalau Tuhan jadi yang utama dalam hidup ini. Maka hiduplah menghasilkan buah buat Tuhan tanpa mengharapkan dilihat orang. Tanpa mengharapkan dipuji orang. Sebisa mungkin tetaplah tersembunyi dan biarlah setiap buah yang kita hasilkan itu jadi pujian, kemuliaan, dan hormat bagi Sang Pohon itu sendiri. Ya segalanya buat Tuhan sendiri.

Matius 5:16 (TB)  Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Selamat menjalani tahun baru 2016 dengan Yesus.
Bersukacitalah menghadapi kembali sekolah, tugas, pekerjaan, dan setiap persoalan yang ada karena kita ga sendiri.

Tuhan memberkati