Wednesday, December 21, 2016

Penyesalan

Matius 27

Aku berpikir tentang orang-orang yang pada masa itu berteriak, memaki-maki Yesus, dan mengatakan "Salibkan Dia!"

Sekelompok orang dengan pemikiran bahwa mereka melakukan hal yang benar ketika menyalibkan Kristus.

Tidak semua orang pada saat itu punya motivasi mendasar seperti para Imam dan Ahli Taurat. Mereka bisa jadi adalah orang-orang yang dihasut untuk percaya bahwa Yesus pantas disalibkan.

Pertanyaannya adalah ketika mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu salah, bagaimana perasaan mereka? Bagaimana rasanya menanggung penyesalan atas perbuatan jahat yang mereka lakukan pada Anak Allah?


Yudas mengalaminya. Pada bacaan ini setelah ia melihat Yesus ditangkap ia mulai menyesali perbuatannya. Ia mengembalikan uang darah yang ia terima kemudian pergi menggantung diri. Tak sanggup mengatasi rasa bersalah yang ia alami ia memilih bunuh diri.

Pilatus dan istrinya mengalaminya. Di tengah-tengah pengadilan Yesus, sang istri sudah mengingatkan untuk jangan mencampuri urusan orang benar. Pilatus memilih untuk tidak ikut campur. Namun ketika dia melihat sendiri fenomena yang terjadi. Kubur yang harus dijaga, kebangkitan Kristus, apa yang ia rasakan?

Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya sebelumnya ikut menyiksa dia. Kemudian ketika mereka merasakan gempa bumi dahsyat saat Yesus mati, mereka sadar "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah". Tidak disebutkan apa yang terjadi pada mereka ini. Tapi ketika mereka sadar mereka menyalibkan, menyiksa Sang Anak Allah, bagaimana mereka melanjutkan hidup mereka? Bagaimana mereka mengatasi penyesalan mereka?

Setiap kita tidak terlepas dari dosa dan kesalahan. Ketika kita sadar kita melakukan kesalahan, berbuat dosa dihadapan Tuhan, memberontak terhadap kebaikan Tuhan, apa yang akan kita lakukan? 

Ingat dan percayalah bahwa justru demi penyelamatan manusia atas upah dosa, Ia Allah yang Maha Pengasih dan Pengampun memberikan AnakNya yang tunggal. Seberapa besar dosa dan kesalahan kita, datanglah padaNya dan minta ampun. Lihatlah tanganNya terbuka menyambut kita yang terluka.




No comments:

Post a Comment