Wednesday, April 29, 2015

Nemo Finding The Sea

Mazmur 139
(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu,
ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
(8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana;
jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.
(9) Jika aku terbang dengan sayap fajar,
dan membuat kediaman di ujung laut,
(10) juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku,
dan tangan kanan-Mu memegang aku.
(11) Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku,
dan terang sekelilingku menjadi malam,"
(12) maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu,
dan malam menjadi terang seperti siang;
kegelapan sama seperti terang.

Masih ingat film Nemo? Clown fish yang hilang, dan dicari oleh ayahnya ditengah samudra yang luas? 

Bagaimana jika sebelum nemo ditangkap, ia bertanya pada ayahnya:
"Yah samudra itu dimana sih? "

Bukan kah seringkali kita ini seperti nemo ditengah samudra. Kita bisa berenang kemana pun kita mau di dalam samudra kasih Tuhan dan bisa pula kita bertanya "Dimanakah Tuhan? " 

Seperti yang dilukiskan pemazmur, kemana pun kita pergi Tuhan ada disana. 

Penulis buku Tinggal Dalam HadiratMu mengatakan "Berhenti dari kesibukan kita untuk hening dan merenungkan hidup kita adalah hal pertama yang harus kita lakukan untuk menangkap kehadiran Allah di dalamnya. "

Beberapa hari ini aku dalam kondisi kurang sehat. Selasa sore msh ikutan nitaskana. Tp waktu ikut nitaskana tu sepintas muncul pikiran "wah sakit2 gini makan mie godhog enak ya" 
Waktu pulang ak dah males beli. Udah capek. Baru sampe rumah, beberapa saat, disusul papi pulang. Bawa mie godhog. 

Tanpa aku minta sama Tuhan, tanpa aku ngomong ke papi, Tuhan bisa menunjukkan care nya yg luar biasa dgn cara apapun. Tuhan bisa pakai apa aja yang ada disekitar kita secara diam-diam. 

Sering kali aku, teman2, kita semua yang gagal menyadari bahwa Tuhan tu sudah, sedang, dan selalu melakukan sesuatu untuk kita. 

Seperti anjuran penulis buku tadi, 
Yuk kita sama2 belajar meluangkan waktu 3-4jam sekali untuk merenung selama 5 menit. 

Tarik nafas. Hening. Letakkan pikiran2 kita. Minta Roh Kudus menolong kita berjumpa dengan Tuhan. Coba merenungkan beberapa jam lalu yg telah kita jalani. Sadari pengalaman kita disana dengan Tuhan. Be Thankful!! 

Kita tidak perlu jadi Nemo yang diangkut keluar dari samudra, masuk dalam aquarium untuk menyadari bahwa selama ini dia berada di samudra. 

Mari melatih kepekaan kita terhadap Tuhan. :) 

Friday, April 24, 2015

Kitab ke 67

Bacaan: Yosua 6
Ayat 3: Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya,
Peristiwa runtuhnya tembok Yerikho adalah peristiwa yang hebat, keren, amazing ketika kita mendengar atau membacanya. 
Namun bagaimana jika kita menjadi bangsa Israel yg baru mendengar perintah Tuhan di ayat 3? 
1. Kita ini prajurit guys. Tiap pagi udah latian fisik. Mengasah diri untuk siap mental tempur sama bangsa lain. Mau melawan kota Yerikho dan bentengnya dengan mengedari kota? Mana bisa? 
2. Tuhan bilang semua prajurit. Gimana kalau kita males? Udah ah sebagian aja yang mengedari. 
3. Maybe hari pertama semua taat. Tapi gimana dengan hari ke 6? Sudah 6 hari berjalan tembok nya fine2 aja. Masih yakin kalo Tuhan beneran nyuruh gitu ke Yosua? Jangan2, Yosua salah tangkep tuh? 
But we know the story. Prajurit dan imam taat melakukan apa yg diperintahkan kepada mereka. Dalam kesederhanaan yg mereka lakukan, kuasa Tuhan nyata dalam hidup mereka. 
Pernah kah kita menghadapi 'Yerikho Yerikho' kita? 
Misalnya. 
Kita seorang mahasiswa jurusan X. Ga ada ortu atau saudara yang ngerti sama kuliah yang kita jalani. Cuma kita ni yang paham. Suatu ketika ada tugas yang begitu susah. Sudah memutar otak sedemikian rupa, curhat sana sini. Ga ada hasil. Cuma 1 pesan yang kita dapat, "Berdoalah." 
Apakah kita bersedia melepaskan pegangan kita pada kemampuan kita? 
Bersediakah kita dalam deadline yang semakin mepet kita berhenti mengerjakan dan datang pada Tuhan?
Percayakah kita pada kuasa Tuhan walaupun kita tidak mengerti apa yang sedang Tuhan lakukan? 
Se expert2 nya kita dalam suatu bidang, Tuhan tetap Mahatahu dan Mahakuasa. 
Maukah kita mengalami Tuhan secara pribadi? 
Bukan hanya Tuhan yang mampu membelah laut teberau, sungai Yordan, menghancurkan tembok Yerikho,
Tapi secara pribadi kita bisa tulis kitab perjumpaan pribadi kita dengan Tuhan: 
Contoh: 
Tuhan yang mampu memecahkan soal matematika yang rumit.
Tuhan yang memampukan aku untuk menyelesaikan laporan yang kyknya impossible untuk diselesaikan. 
Tuhan yang memberi ide untuk memperbaiki resep roti yg selama ini gagal terus. 
Tuhan yang bisa membuat rekan kerja yg susah nya stgh mati. Diomomgi berkali2 ga dgr. But someday, dia berubah untuk bsa kerjasama dgn baik. 
Tuhan yang menyembuhkan anjingku, walaupun dokter sudah tidak bisa menyembuhkan. 
Start writing. :)