Thursday, August 7, 2014

Memulai Pelayanan Musik

Aku berlatarbelakang belajar musik di suatu kursus. Alat yang aku tekuni adalah keyboard. Di sebuah kursus tentunya yang aku pelajari cukup detil, tangga nada, teori musik, cara baca not balok, posisi jari dan lainnya. 

Ketika ak sudah sering pelayanan musik, ak diminta untuk mengajari musik. Tentu yang ak bayangkan adalah memberikan kepada yg diajar, persis gimana dulu aku belajar musik. 

Sudah sekitar dua tahun aku mencoba mengajari musik. Hasilnya mungkin ga terlalu kelihatan. Hanya beberapa yang sudah bisa menjadi sedikit lebih baik. 

Padahal pertanyaan yang harus dijawab adalah, gimana sih memberi wadah supaya anak-anak remaja dengan latar belakang tidak belajar musik, dapat memiliki kesempatan untuk pelayanan dibidang musik?

Sering kali orang berpikir sama seperti aku. Bahwa untuk pelayanan musik itu orang harus punya pengetahuan dan skill yang cukup tinggi. 

Padahal sebenarnya ga. Musik itu sesuatu yang bisa dinikmati. Pembelajarannya tidak harus serumit itu. Selain itu pelayanan musik di greja bisa dibuat sangat sederhana. 

Pagi ini aku kembali ingat dengan ide setahun lalu. Daripada mengadakan pelatihan musik intens untuk 2-3 orang, kenapa ga buka jam session untuk banyak orang. 

Pasti pertanyaan yang muncul adalah, trus gmn ngajari orng sebanyak itu? Apa efektif? 

Sebenarnya yg penting adalah membangun rasa percaya diri dan motivasi untuk memulai pelayanan. Masalah skill, nanti nya akan berkembang seiring pelayanan musik dilakukan. 

Lalu, bentuk pelatihannya seperti apa? 

Yang namanya jam session cukup sederhana. Main aja 2 chord misal C kemudian F dan diulang terus menerus. Buat para peserta menikmati, wah aku sudah ngrasain main band. 

Begitu ada yang sudah cukup percaya diri dan berminat pelayanan, dampingi lebih lanjut ketika dia pelayanan. Bantu bikin intro ending dll. 

Tentu jangan dituntut untuk main dgn aransemen yang amazing. No! Jangan. Biarkan musik simple yg sudah membantu orang untuk bisa menyanyi memuji Tuhan.

Pelayanan musik d greja jauh beda dgn bermain musik di suatu konser. Orang ga perlu liat skillmu sperti apa krna kita akan main musik untuk membantu orang dalam beribadah. Tuhan yang dipandang, bukan kita. 

Harapannya dgn bentuk ini, lebih banyak orang yang mau terlibat pelayanan. 


No comments:

Post a Comment